Minggu, 05 Juli 2020

Terima Beasiswa Sekolah dan Uang Banyak


Bullying atau perundungan ibarat duri di dalam iklim pendidikan di Indonesia. Hampir setengah berasal berasal berasal dari siswa di Indonesia mengaku pernah mengalami perundungan. Hasil ini didapat berasal berasal berasal dari Penilaian Siswa Internasional atau OECD Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang baru saja dirilis pada Selasa (3/12) lalu.Penilaian bertaraf internasional ini dilakukan untuk memahami kapabilitas siswa secara komprehensif, sekaligus iklim pendidikan di masing-masing negara bagian OECD (Organisation of Economic Co-operation and Development).

Sebanyak 41 % siswa Indonesia dilaporkan pernah mengalami perundungan, setidaknya lebih dari satu kali di dalam sebulan. Persentase angka perundungan siswa di Indonesia ini berada di atas angka umumnya negara OECD sebesar 23 persen.Pada pas yang sama, 80 % siswa Indonesia mengaku perlu mendukung anak-anak yang mengalami perundungan. Sementara sebanyak 17 % siswa mengaku kesepian. Laporan terhitung mencatat, sebanyak 21 % siswa Indonesia pernah bolos sekolah dan 52 % dilaporkan mampir terlambat ke sekolah.

"Di banyak negara, bullying menjadi alasan siswa untuk bolos sekolah. Sedangkan siswa yang menghormati sekolah dan menerima dukungan yang besar berasal berasal berasal dari orang tua lebih kecil kemungkinan untuk bolos sekolah," setelah itu bunyi info resmi OECD.Ilustrasi. Di banyak negara, bullying menjadi alasan siswa untuk bolos sekolah. (Pixabay/DEZALB) Selain itu, laporan terhitung menyoroti iklim pertemanan antar-siswa di Indonesia. Sebanyak 57 % siswa di Indonesia mengaku saling bersaing satu mirip lain, berada di atas angka umumnya negara OECD sebesar 50 persen. Sementara sebanyak 75 % siswa mengaku miliki teman-teman sekolah yang koperatif.

Studi ini dilakukan pada 6 ribu anak berusia 15 th. berasal berasal berasal dari 79 negara OECD masing-masing tiga th. sekali. Kasus perundungan sesungguhnya banyak berlangsung pada anak-anak. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat, sebanyak 107 anak menjadi korban perundungan di sekolah pada 2018 lalu.Dampak yang ditimbulkan perundungan berlangsung pada lebih dari satu tingkat. Perundungan bisa turunkan impuls seorang anak bersekolah, menghambat prestasi, meningkatkan agresivitas anak, sampai menyebabkan depresi. Jika tidak ditangani dengan dengan baik, perundungan bakal berpengaruh pada era depan anak.

Bagikan

Jangan lewatkan

Terima Beasiswa Sekolah dan Uang Banyak
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.